Sabtu, 12 Mei 2012

Vanette All The Way

nissan vanette
Nissan vanette barang kali adalah nama yang super strange buat kebanyakan orang Indonesia, bahkan kebanyakan Idn Ppl, gatau apa ini Vanette, mostly mereka tahu Vick vette, but not Vanette. So in Malaysia, Vanette is most popular Van for business and others. Seperti Gran Max di Indonesia akhir-akhir ini, also vanette, semua orang bisnis pakai itu buat kerja.

Om Maktal, hari ini juga mengenalkan saya, Yogi, dan Rivan pada Vanette ajaibnya. Sebuah perkenalan yang nggak disangka-sangka. Saya yakin nggak satupun dari kami yang menyangka bakalan keliling KL hari ini by van. Van ini punya 4 seat, 2 di depan, 2 di belakang. Hanya saja van ini betul-betul dipakai buat comercial. Dimana ada sekat yang emmisahkan driver seat, dengan passenger di belakang. Sehingga waktu jalan, mobil ini lebih mirip mobil prisoners. Beruntunglah saya duduk di depan.

Ini sudah jam 3 pagi di KL, waktu saya menulis ini, dan waktu saya melakukan banyak aktiviti hari ini di KL, saya merasa KL sangat biasa. Hampir tidak ada bedanya dengan Jakarta. Kawasan Sungai Wang-KLCC yang mendekati Golden Triangle Kuningan, Sudirman, Thamrin di Jakarta, Sentral KL yang seperti Sudirman SCBD, dan satu jalan dekat KLCC yang sangat mirip dengan Bandung. Semuanya memang sangat baru, karena selama ini Malaya hanya saya kenali dari Film-film Jackie Chan(yang saya tonton udah hampir 10-12 tahun lalu, F1 GP, AFF Cup, Berita Koran, dan Kartu Pos. Selalu ada rasa excited saat pertama kali melihat semuanya, Bendera super gede di Merdeka Square, KTM Berhad Building, Petronas Tower, dan lain-lainnya.

Hanya saja semuanya tetap tidak terlalu impresif buat saya, saya berusaha menanamkan bahwa ini KL, bukan Jakarta, tapi semakin saya coba, maka semakin saya yakin ini Jakarta.

Jakarta-jakarta ini agak menganggu saya menikmati Kuala Lumpur secara keseluruhan. Tapi semuanya di pending oleh perjalanan Van yang dahsyat. Saya masih yakin KLCC dan Kuningan adalah saudara, Sentral KL, dan SCBD, lalu Sungai Wang dan Roxy juga sangat mirip. Malaysian said "tak ade beda" tapi Vanette bisa mengubah semuanya.

yellow line in front of merdeka sq
Our van jalan dari pertama kali kami disini, dan keliling so many place of interest. Buat saya Van ini nyaman sekali, tapi entah dengan Yogi dan Rivan who seat at back seats. Karena AirCon tidak ada sampai belakang. Kebijakan pemerintah KL yang mengharuskan pengendara pakai kaca moil clear membuat semuanya yang ingin foto menjad lebih mudah. Karena kaca mobil transparan bisa menunjang pengambilan gambar dari dalam mobil.

taking pic dpn petronas klcc
Di Malaysia, di depan setiap landmark, kayak Dataran Merdeka, dan Petronas tower, ada satu jalur khusus yang dibatasi dengan warna kuning. Garis ini merupakan space untuk kendaraan para pelancong singgah sekejap mengambil gambar 2-3-4-5 menit di depan landmark lalu langsung p[ergi. Sejujurnya garis seperti ini sangat membuat hari kami berwarna. Karena di tiap landmark kami langsung foto-foto, dan segera kembali ke Van. Jika Singapore memesona karena hospitality di Visitor Center, maka di Malay, yellow line ini merupakan hal yang sangat memanjakan para turis.

Vanette juga membantu kami menghemat ringgit dari sedotan para sopir taxi. Info dari oom, bahwa di KL all taxi driver has a very bad reputation. Bukan karena kendaraan yang butut, tapi karena cara nggorok duitnya yang sangat kejam. Disini kalau mau naik taksi harus bargain dulu, dan sopir taksi biasanya menjebloskan calon penumpang dalam mobil, jalan, dan waktu mau keluar, tak diperbolehkan. Smart, tur rada licik. Karena itu, kami diimbau untuk tidak menggunakan taxi.

KL Skyline dari mobil
Singapura jelas negara yang sangat baik mengelola transportasi publik. Semua penjuru SIngapura yang cuma se upil itu pasti dijamin dekat dengan pemberhentian yang mau kita tuju. Lain cerita dengan Kuala Lumpur, even ibu kota, masih banyak pelosok yang belum terjamah. MRT, LRT also Monorail sama-sama di tumpuk di seputaran KL. Di tengah KL yang masih punya weakness, kami sangat beruntung mendapat city tour gratis dengan om maktal. Karena ada banyak destinasi popular yang kami kunjungi dalam satu hari ini. Walau dalam sebuah Van barang, ada kepuasan tersendiri melihat langit-langit kota melayu, dan berbagai skyline andalannya bergerak dengan sangat dinamis.

Seperti di awal, perbedaan antara tempat ini dengan jakarta terasa sangat samar, di sisa waktu ini saya kok pengen nyoba melihat apa sih yang membedakan ini kota, dengan jakarta raya. Pasti ada pembedanya. dan harus ketemu.

Such a new travelling style yang diajarkan pada kami semua. Jadi seperti ini to namanya city sight seeing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar