nissan vanette |
Om Maktal, hari ini juga mengenalkan saya, Yogi, dan Rivan pada Vanette ajaibnya. Sebuah perkenalan yang nggak disangka-sangka. Saya yakin nggak satupun dari kami yang menyangka bakalan keliling KL hari ini by van. Van ini punya 4 seat, 2 di depan, 2 di belakang. Hanya saja van ini betul-betul dipakai buat comercial. Dimana ada sekat yang emmisahkan driver seat, dengan passenger di belakang. Sehingga waktu jalan, mobil ini lebih mirip mobil prisoners. Beruntunglah saya duduk di depan.
Ini sudah jam 3 pagi di KL, waktu saya menulis ini, dan waktu saya melakukan banyak aktiviti hari ini di KL, saya merasa KL sangat biasa. Hampir tidak ada bedanya dengan Jakarta. Kawasan Sungai Wang-KLCC yang mendekati Golden Triangle Kuningan, Sudirman, Thamrin di Jakarta, Sentral KL yang seperti Sudirman SCBD, dan satu jalan dekat KLCC yang sangat mirip dengan Bandung. Semuanya memang sangat baru, karena selama ini Malaya hanya saya kenali dari Film-film Jackie Chan(yang saya tonton udah hampir 10-12 tahun lalu, F1 GP, AFF Cup, Berita Koran, dan Kartu Pos. Selalu ada rasa excited saat pertama kali melihat semuanya, Bendera super gede di Merdeka Square, KTM Berhad Building, Petronas Tower, dan lain-lainnya.
Hanya saja semuanya tetap tidak terlalu impresif buat saya, saya berusaha menanamkan bahwa ini KL, bukan Jakarta, tapi semakin saya coba, maka semakin saya yakin ini Jakarta.
Jakarta-jakarta ini agak menganggu saya menikmati Kuala Lumpur secara keseluruhan. Tapi semuanya di pending oleh perjalanan Van yang dahsyat. Saya masih yakin KLCC dan Kuningan adalah saudara, Sentral KL, dan SCBD, lalu Sungai Wang dan Roxy juga sangat mirip. Malaysian said "tak ade beda" tapi Vanette bisa mengubah semuanya.
yellow line in front of merdeka sq |
taking pic dpn petronas klcc |
Vanette juga membantu kami menghemat ringgit dari sedotan para sopir taxi. Info dari oom, bahwa di KL all taxi driver has a very bad reputation. Bukan karena kendaraan yang butut, tapi karena cara nggorok duitnya yang sangat kejam. Disini kalau mau naik taksi harus bargain dulu, dan sopir taksi biasanya menjebloskan calon penumpang dalam mobil, jalan, dan waktu mau keluar, tak diperbolehkan. Smart, tur rada licik. Karena itu, kami diimbau untuk tidak menggunakan taxi.
KL Skyline dari mobil |
Seperti di awal, perbedaan antara tempat ini dengan jakarta terasa sangat samar, di sisa waktu ini saya kok pengen nyoba melihat apa sih yang membedakan ini kota, dengan jakarta raya. Pasti ada pembedanya. dan harus ketemu.
Such a new travelling style yang diajarkan pada kami semua. Jadi seperti ini to namanya city sight seeing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar