Minggu, 13 Mei 2012

Selayang Pandang Malaysia

di hari terakhir kunjungan saya, saya mencoba menyimpulkan apa yang sebenarnya ada di negara ini.

Prespektif kita, Indonesian tentang Malaysia barang kali di dominasi dengan hal-hal yang buruk terus. Bagaimana Malaysia itu penyiksa TKI, tukang copy paste, musuh bebuyutan, dan hal-hal lain. Disini, juga ada slentingan kalau kita ngomong pakai Bahasa Indonesia, maka kamu akan direndahkan orang lain. Karena Indonesia itu apa to? Pengimpor pembantu! Ndak lebih ndak kurang.

Jelek sekali ya citra negara saya, tapi rasanya kalau kita tengok lebih dalem, yang jelek adalah pikiran kita masing-masing. Harusnya orang Indonesia malu kalau njelek-njelekin Malaysia secara gamblang, dan total gitu. Itu kayak ekspresi sakit hati gara-gara kita negara yang mandiri, berdikari, dan serba independent. Malaysia kalian semua sudah tau, koloni dari Inggris, Commonwealth. Terus terang itu yang memberi dampak besar bagi negara ini. Orang eropa dengan prinsip "I"-nya membawa banyak hal hebat, tanpa merendahkan asia tenggara, tapi kita emang masih tertinggal kok satu langkah dari bule bule gitu. Paling enggak dari pola pikir aja. Nah hidup berdampingan sama bule ini yang mempengaruhi influence Malaysia, bisa jadi besar dan tambah besar kayak sekarang.

Inget Singapura? Yang meletakkan grand design-nya juga Raffles, dari hari pertama dia mendarat di Singapore River, dia sudah tau mau dijadikan apa pulau yang sebelumnya di huni nelayan sama singa itu. Hari ini? Asian Tiger tuh negara. Ide Raffles, Inggris, bule. Meskipun kita nggak bisa nyampingin peran PM Lee yang membuat negara ini jadi metropolis kayak hari ini.

Kalau lihat kedalam, ya jelas beda yang sangat besar. Negara kita selalu berdiri sendiri, tanpa pendampingan dari bule-bule. Sedikit banyak itu mempengaruhi. Karena selama di Malaysia saya nggak nemu perbedaan antara etos lokal orang melayu sini, sama orang kita. Perbedaannya ada pada sistem yang di adaptasi dari eropa. Juga banyaknya jumlah ekspatriat yang mengais rejeki disana. Tapi itu sesuatu untuk diamati dan diperbaiki, bukan disesali.

Terus kalo soal TKI, dan imej kita sebagai importir pembantu, menurut saya agak bodo aja tuh orang Malaysia kalo emmpermasalhkan itu. Orang Malaysia itu males, sama kayk orang sini. Mostly orang Malaysia juga kerja di luar negeri. Jadi mereka emang crisis tenaga kerja pada sektor-sektor kasar, tapi vital kayak public services dan pembangunan. Yang mengejutkan, ternyata kalau dua negara ini berseteru dan Indonesia menutup aliran tenaga kerja, maka jelas Malaysian yang kolaps. Karena jumlah yang besar dan kualitas yang bagus, menjadikan Tenaga Kerja Indonesia punya tempat spesial di antara tenaga kerja lainnya.

Orang kita juga punya integritas, dan kemampuan yang baik dalam bekerja. Jelas itu advantage yang Malaysian gak punya. Karena mostly orang malaysia itu pemalas, kenapa malas? Karena sistem disini memungkinkan semua orang hidup dengan mulya tanpa kerja keras. Harga-harga barang-makan ga beda jauh sama Indonesia, tapi seorang PRT aja gajinya 2,1 juta. Jelas itu yang bikin perbedaan besar. Biasanya kalau ada yang malas kerja, maka akan ada keluarga lain yang menyokong hidupnya. Selain itu pemerintah juga ngasih aneka fasilitas macam rumah tinggal, dengan harga sewa yang sangat murah. Kombinasi perfect untuk menciptakan kemalasan.

Lain sama orang indonesia, mereka dianggap expert terutama bidang konstruksi. jam kerja lebih banyak, dan hard worker. Sejujurnya saya kaget mendengar fakta kayak gitu, karena menurut saya sih kita dua negara ini sama-sama pemalas. Tapi kayaknya ada spirit yang beda dehkalo kamu kerja disini, sama disana. Mungkin di Jawa orang-orang ini malas, tapi di tanah melayu mereka gak tau termotivasi apa bisa jadi superb gitu. That was cool.

Di Malaysia sendiri, lepas dari masalah tenaga kerja, iklim politiknya masih sama kayak jaman pak harto. Di dominasi barisan nasional, dan mereka selalu memerintah di melayu sejak malaysia merdeka, sampai hari ini. Demonstrasi yang kemarin ramai di tv tv, itu juga baru terjadi kali ini, sebelumnya ya pemerintah pegang kontrol penuh. Waktu baca headline koran kemarin di malaysia, ada gambar orang demo, dan headlinenya besar banget "INIKAH WAJAH PEMUDA GENERASI BANGSA?" sebuah sindiran karena mereka melawan pemerintah. 180 derajat sama media Indonesia.

Terakhir, Malaysia juga maju banget soal pendidikan. Semua orang bisa pergi sekolah dengan harga yang sangat murah. Jadi pendidikan bisa merata. Masterplan disini kan kayak bikin banyak sd gitu di pelosok-pelosok, dan Upin-Ipin adalah salah satu projek pendukung supaya banyak anak semangat sekolah. Berkaitan Upin-Ipin, sekolah negeri di malaya semuanya punya bentuk yang sama, jadi kalau hobi nonton upin ipin, ya kayak gitu itu gambaran semua sekolah negeri di malaysia.

Hari pertama disini kami menyimpan rasa takut yang besar untuk pakai bahasa indonesia, karena setiap kami bicara orang lihat ke arah kami. Tapi setelah jalan waktu, setelah saya tahu posisi kita seperti apa, dan mereka seperti apa, bolehlah saya berhenti malu. Malaysia boleh sinis sama Indonesia, also Indonesia boleh sinis sama Malaysia, tapi pertengkaran ini tu kayak ribut pada masa pacaran. Sama-sama suka, tapi berantem. Indonesia bukan berarti kecil, dan saya bangga jadi orang Indonesia, tanpa kita petronas gak berdiri, dan malaysa tetep ndeso. Bodoh kali ya, bangga jadi pekerja kasar gitu, tapi itu bener-bener besar kok perannya di malaysia, ditegah pemalas disini. Also Malaysia juga bukan penyiksa TKI seperti yang kita kira.

Kalau kalian lihat betul-betul, ada berapa trilliun yang masuk ke Indonesia dari uang kiriman para TKI ini? dan semua uang itu menghidupi banyakkeluarga, uang dari malaysia men. Di Pantura, Jawa Timur, di mana-mana banyak sekali rumah sederhana berdiri dari uang TKI, dari malaysia, dan banyak yang hidupnya terbantu dari uang tersebut. Well, itu suatu timbal balik yang cukup pantas rasana, toh kita nggak mungkin menghidupi banyak orang itu pakai uang kita. Sedikit abnyak malay people juga bantu.


Saya bangga jadi orang Indonesia,lebih bangga, juga saya jadi lebih menghormati orang Malaysia setelah kunjungan ini.


6 komentar:

  1. loe emnag bodo sih orang malaysia bukan pemalas ..orang malaysia udah di didik ngak mahu jadi pembantu atau koeli,,orang malaysia dididik supaya menjadi juragan atau boss.yang menjadi koeli akan dipandang hina aja.kok jadi koeli aja dianggap bagus,atau rajin.kerna itu malaysia membangiunkan banyak universitas bertaraf dunia.pemalas bagi loe mungkin kerja jadi boss tapi bagi negara maju pemalas atau gembel cuma yang jadi koeli atau pembantu aja..pemikiran loe ngak maju2 ...

    BalasHapus
  2. malaysia malas? tiada istilah malas zaman sekarang ni, nak cari pekerjaan pun bukan senang, syukurlah sekarang kerajaan malaysia menarik ramai investor untuk invest di malaysia dan wujudlah peluang pekerjaan yg besar.. ok, soal malas. di malaysia, tiada sesiapayg malas, semuanya bekerja keras supaya dapat memastikan kehidupan terjamin dan bahagia. oleh kerana itulah pekerja buruh di malaysia sudah lenyap kerana ianya inisiatif kerajaan untuk menghapuskan pekerjaan buruh agar imej malaysia makmur dipandang dunia.. itu adalah salah satu kunci utk menjadi negara maju.. jadi fikir balik perkataan yg kau lemparkan bahawa rakyat malaysia malas, tanpa malaysia, ekonomi indonesia boleh terjejas bro.. kami org malaysia boleh buat apa2 saja, kami boleh putuskan penghantaran buruh indonesia ke malaysia, kami boleh bina robot sendiri utk membersihkan rumah, dapur, etc. contohnya ROBOVOC, or vac i think.. aku jamin suatu hari amah indonesia di malaysia tak akan adalagi dan kadar jenayah juga boleh dikawal.. aminn..

    BalasHapus
  3. malaysia malas? tiada istilah malas zaman sekarang ni, nak cari pekerjaan pun bukan senang, syukurlah sekarang kerajaan malaysia menarik ramai investor untuk invest di malaysia dan wujudlah peluang pekerjaan yg besar.. ok, soal malas. di malaysia, tiada sesiapayg malas, semuanya bekerja keras supaya dapat memastikan kehidupan terjamin dan bahagia. oleh kerana itulah pekerja buruh di malaysia sudah lenyap kerana ianya inisiatif kerajaan untuk menghapuskan pekerjaan buruh agar imej malaysia makmur dipandang dunia.. itu adalah salah satu kunci utk menjadi negara maju.. jadi fikir balik perkataan yg kau lemparkan bahawa rakyat malaysia malas, tanpa malaysia, ekonomi indonesia boleh terjejas bro.. kami org malaysia boleh buat apa2 saja, kami boleh putuskan penghantaran buruh indonesia ke malaysia, kami boleh bina robot sendiri utk membersihkan rumah, dapur, etc. contohnya ROBOVOC, or vac i think.. aku jamin suatu hari amah indonesia di malaysia tak akan adalagi dan kadar jenayah juga boleh dikawal.. aminn..

    BalasHapus
  4. kalau malaysia pemalas, malaysia tak akan maju dari indonesia.. fikirkan

    BalasHapus
  5. (1) Alhamdulillah, Malaysia maju.
    (2) Jika ada TKI dipandang hina, itu disebabkan TKI yang masuk illegal, melakukan jenayah, tidak beradab dan sebagainya.
    (3) Ada jutaan lagi TKI di Malaysia senang dengan Malaysia kerana rakyat Malaysia terutamanya Melayu melayan TKI dengan baik.

    BalasHapus
  6. Klau indonesia berhenti menghantar tki, ramai lagi tenaga kerja dari nepal, bangladesh, myanmar dan kemboja yg mau dtg. Malaysia tidak akan kolaps sih.

    BalasHapus