Sabtu, 12 Mei 2012

3 hari, 3 gelas, 1 Perjalanan

Pindah dari Singapore ke Malaysia across CauseWay dengan barang yang banyak sama sekali bukan pilihan yang popular. Saya sudah bilang? Itu sangat meletihkan, seperti Vacum Cleaner tenaga. Walk around from city center, ke Tip off singapore main island, dengan bawa barang pula. Singapore memang negara yang memberi pedistrian tempat yang baik, namun otot-otot kami belum cukup baik terlatih buat jadi pedistrian, yang bawa barang sebajek kere.

Di Dalam MRT sudah malu karena kayak orang dari kampung(saya bawa dus isinya peyek) dan dilihatin banyak orang. Setelah itu, masih harus desek-desekan dan berdiri cukup lama sepanjang outram sampe Jurong. Berpindah 3 line MRT(Ungu-Hijau-Merah) dan berjalan kaki cukup jauh, rasanya sudah cukup membuat kami lemas. Sehingga saat perjalanan kaki ini selesai di Johor Bahru dengan waktu yang tepat(tidak lebih dari jam 10) kami merasa sangat lega, dan juga sangat letih. Sepanjang perjalanan, itulah perjalanan yang paling pakai fisik kalau menurut saya.

Sampai di Johor Bahru, dimana stasiun dan Shop Ctr Integrated jadi satu, kami mencari makan. Sudah saya tulis juga, hari itu kami adalah a bunch of Low Cost Traveller, dimana ga punya banyak uang buat jajan, Rivan usul di Starbucks sambil menunggu jam Check-in Kereta(KTM Berhad akan melakukan Checkin 30 minit sebelum departing dfari JB Sentral) Saya dan Yogi memilih KFC, tapi KFC dirasa terlalu crowded, dan kurang representatif, jadi kami memilih duduk di starbucks, sambil makan KFC(dengan kaki yang sudah apting pecotot rasanya)

Mungkin banyak orang yang benci sama Malaysia, especially Indon people, sudah bukan rahasia kalau dua negara ini ada "gap" just like Surabaya-Malang. tapi malam itu Malaysia entah kenapa berasa lebih berkilau buat kami. Hidup di SIngapore yang sengasara karena cost consuming sudah bisa dilupakan, karena lewat Woodlands, semua harga dibayar dengan ringgit. 100Plus(isontonik) di Singapura 2 dollar(14idr) jadi 1,8MYR. Murah sekali. So banyak dari kami sudah mulai makan lagi, dan minum air putih dalam botol. Sebelumnya bahkan air kencing saya sampai berwarna sangat butek di Singapura karena volume air yang diminum tak sebanding sama kebutuhan tubuh.

Singkatnya, kombinasi harga yang murah, orang-orang yang lebih bisa diajakan ngomong, dan capek yang meninggi menjadikan Johor Bahru malam itu seperti mini paradise, garis finish dari perjalanan kami meninggalkan Singapura, dan Awal dari petualangan kami di Negeri Jiran. Starbucks JB Sentral pun sangat nyaman untuk ditinggali lama-lama, dalam sekejap, kami mengubah satu pojok kedai kopi internasional ini jadi seperti juntrukan para TKI, banyak barang, acak-acakan, hanya demi egoisme kami beristirahat. Atau itu adalah ekspresi bahagia yang over setelah 3 hari hidup dalam aturan ketat yang strick di Singapura.

Lagu-lagu jazz yang mengalun malam itu membuat kami diam sekejap, melihat kembali apa yang sudah kami lewati selama 3 hari terakhir sama-sama.

Setelah selesai menyantap Colonel Chicken rice, yang sangat spesial, kami melanjutkan "kewajiban" kami menyeruput minuman manis milik starbucks. Oh iya, Colonel Chicken Rice yang dibeli di KFC JB Sentral harganya nggak lebih dari 20 ribu rupiah. 1 Potong Ayam, ditemani dengan Satu mangkok nasi lemak(malaysian mention it as "nasi minyak") dan semangkuk kecil salad, jadi itu KFC yang sudah sangat -memalaysia-.

Di tengah semua aktiviti tersebut, entah kenapa saya sangat rindu sama rumah. Tiba-tiba saja, memikirkan telor ceplok, dan tayangan nat geo, waktu-waktu dimana bisa bicara bahasa jawa, dan nggak perlu terlalu serius memikirkan tiap jengkal langkah kaki.





Semua orang seperti kami, semua dari kita dalam hidup ini, pergi jauh, mungkin berangkat dengan sombong, dan mengalami kesulitan di tengah jalan. tapi sama kayak kita bertiga, work as a team, dan jalan sama-sama. Seksi Navigasi, dan Pembantu Umum saya pegang, Seksi itung-itungan Yogi, dan Rivan Seksi Kesenian, as a team. Kami bisa kok bertahan 3 hari di Singapore. Malaysia aku rasa juga akan bisa, as long we work as a team.

Tapi pada akhirnya nanti, kami akan berhenti jadi tim, waktu masing-masing dari kami, sudah sejengkal dari rumah....




Buat Yogi dan Rivan
-11 Mei 2012-
Starbucks, Johor Bahru Sentral, Malaysia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar