Saya punya seorang paman, nah paman saya dan bibi saya ini udah masuk ke jajaran orang evergreen, udah 50 keatas banget lah. Sang paman adalah mantan atlet nasional lari, nah, seringkali si paman ini masih ikut pertandingan lari untuk atlet lari veteran.
Saya masih inget tentang suatu cerita mengenai beliau, satu hari dia beratnding di perlombaan atletik veteran se asia tenggara, yang kebetulan di gelar di Malaysia. Seperti yang juga saya rasakan, waktu beliau datang berkunjung ke malaya, beliau mendapat jamuan makan di Penang Village, sebuah restoran yang menyajikan cuisine Cina Peranakan, singkatnya, cukup sedap.
Saya pun sempat mampir ke restoran ini ketika berkunjung ke KL beberapa waktu lalu, berkaitan dengan kebiasaan saya yang hobi mengutil memorabilia yang berkaitan dengan perjalanan, saya mengambil tissue dari resto tersebut, yang kebetulan ada gambarnya. Sontak om saya berujar, "Waktu saya makan dengan Pak Radal tempo hari, saya ambil juga tissue nya, dan saya tulis, tanggal sekian makan dengan pak radal, saya nggak nyangka itu jadi pertemuan terakhir kami"
Yaa....
Kadang kematian itu datang nggak pake permisi, sang paman hampir genap setahun sudah berpulang pada Tuhan, beliau meninggal dipelukan istrinya, ketika mendadak lunglai saat berjalan pulang dari rumah tetangga.
Kita yang hidup barangkali bisa melakukan banyak hal, dan merencanakan banyak hal juga, akan tetaoi waktu dijemput maut, saya nggak tahu rasanya bakalan kayak apa. Matinya orang-orang disekitarsaya selalu buat saya aware, kalau hidup cuma mampir makan di Penang Village.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar