semuanya cuma berangkat dari obrolan kecil kami di suatu malam sebelum ujian praktek. obrolan yang saya yakin banyak juga dilakukan sama teman-teman satu sekolah kami. mimpi, visi, ide, keprihatinan, idealisme, pokoknya hal-hal yang jadi makanan kita sehari-hari diputarkan terus.
awalnya ide itu nampak sangat gak real.
mimpi kami bertolak belakang dengan status kami, cita-cita kami berlawanan dengan keadaan finansial kami.
awalnya juga, godaan untuk berhenti pada tahap ide sangat menggoda. well, semuanya sangat gelap waktu itu. sampai kami berbicara pada banyak orang.
satu mendukung, satu setuju, satu menyempurnakan, masukan-masukan positif dari orang-orang disekitar kami seakan jadi katalis proses ide gila kami jadi bentuk yang lebih cantik dan formal, tentunya lebih nyata juga.
Saya berani mengatakan, bahwa apa yang kami lakukan sejauh ini membuat saya terpesona. Nggak, kalau kalian berpikir saya terpesona sama kehebatan saya, atau beberapa orang dekat saya, salah besar. Saya terpesona sama gimana ide yang gila, dibawa dengan semangat yang tulus, dan dijaga oleh teman-teman yang luar biasa membawa kami sejauh ini.
saya masih ingat jelas kalau dulu ide gila ini mengapung medio maret 2012. Sekarang semuanya tinggal dalam hitungan hari.
apa yang sempat dirasakan ragil, mungkin sekarang saya alami juga bersama bimo, dan banyak teman-teman lain. Lebih sulit untuk pergi tidur, dan lebih sering kuatir. saya bahkan nggak inget kapan saya tidur sebelum pukul 1 malam. yaa, rasa resah yang menyerang tiap malam memang sulit dihilangkan.
namun dibalik keresahan itu, tetap ada rasa haru dan itu tadi, terpeson, melihat sejauh apa kita sudah berjalan.
saya percaya ada banyak orang berdiri di seberang sana, namun itu pendapat bebas. berbeda juga tidak harus bermusuhan. malahan berbeda itu tidak salah. setidaknya itu yang saya hayati. terlebih dari itu semua, apapun hasil akhir dari semuanya ini, saya percaya kalau ide liar kami ini bukan puncak dari semuanya, ini sebuah awal, titik tolak bagi kami semua.
untuk menyalakan api yang murni, dari pikiran yang bebas, semuanya adalah awal.
hap! work hard! jangan cepa puas. all the best.
Rabu, 30 Mei 2012
God do the best, we do the rest
pernah denger ungkapan "Do The best, God do the rest"?
Lakukan yang paling baik, dan Tuhan ntar membereskan sisanya.
ungkapan kayak gitu sering banget noh dipake sama orang-orang, khususnya yang sedang berusaha, atau mengupayakan sesuatu. Sesuatu bisa maceem2, nilai ulangan umum, hidup, cita, opo wae yang memungkinkan manusia jadi lebih lemah dan menyadari perlu Tuhan, biasanya ungkapan kayak gitu hadir.
....
Medio bulan mei 2012, pengumuman hasil seleksi snmptn undangan, ramai-ramai ada yang senang karena keterima, tapi nggak sedikit yang kecewa karena belum diterima di universitas yang dia pengen. Kemarin malam saya sempat video call sama Adiel via Skype, dia keterima di kedokteran UGM. Inget beberapa bulan kebelakang, waktu dia jadi bahan ejekan teman-teman biar mengambil kuliah arsitektur, dan dia dengan muka yang paling jelek kukuh menyatakan personal goal nya dokter, forever dokter. Akhirnya beberapa hari lalu itu tercapai. Cukup senang mendengarnya. Nggak, senang banget malahan dengarnya. Seorang teman bisa dapet apa yang dia mau.
Lain Adiel lain Ian, teman karib saya ini harus menunda napas leganya setelah hasil seleksi snmptn undangan belum tersenyum sama dia. Informatika UGM masih harus coba dia masuki besok Juni lewat jalur ujian tulis. Selain di kalangan para teman, di kalangan saudara-saudara saya juga ada yang keterima lewat jalur spesial ini, dan ada yang belum diterima. Kebetulan keduanya memilih dokter sebagai prioritas pendidikan tingkat tinggi mereka
Kedokteran itu kayak martabak manis ekstra keju, sangat nikmat waktu dirasakan. Denger adiel nyemplung, dan satu sodara saya nyemplung, rasanya bisa seneng banget Padahal saya sama sekali gak punya urusan secara langsung sama mereka. Pun bapak saya, dia juga merasakan sensasi senang yang sama. Euforia lebih tepatnya.
Cerita jadi lucu sampai bapak saya bilang "wah, udah pada dapet kuliah enak-enak semua, Tuhan itu baik banget sama keluarga kita blablablabla"
well, no doubt, tuhan mah selalu baik, mau dari dulu, sampai kapan juga dia baik. Cuma kadang manusia ga paham caranya merespon kebaikan tuhan. Karena wujud kebaikan Tuhan kan ga selalu sama seperti yang di inginkan manusia.
Gak naik kelas itu baik, saya bisa bilang gitu, tapi saya yakin nggak ada satu orang pun yang mau buat nggak naik kelas. itu contohnya.
Balik lagi, keterima, gak keterima, mungkin jelas Tuhan baik, karena banyak orang di sekitar saya yang lolos tes, dan masuk di fakultas yang mereka inginkan. Tapi saya mau nekenin, kalau kalian yang ga diterima juga tetep dapet kebaikan Tuhan kok.
Masih ada macam-macam jalur masuk, just believe kalo dia bakal memberi yang terbaik, he do the best, kalian juga. then you do the rest, tapi tuhan bakalan tetep do the best.
jangan nggembos yan! van!
godspeed.
Lakukan yang paling baik, dan Tuhan ntar membereskan sisanya.
ungkapan kayak gitu sering banget noh dipake sama orang-orang, khususnya yang sedang berusaha, atau mengupayakan sesuatu. Sesuatu bisa maceem2, nilai ulangan umum, hidup, cita, opo wae yang memungkinkan manusia jadi lebih lemah dan menyadari perlu Tuhan, biasanya ungkapan kayak gitu hadir.
....
Medio bulan mei 2012, pengumuman hasil seleksi snmptn undangan, ramai-ramai ada yang senang karena keterima, tapi nggak sedikit yang kecewa karena belum diterima di universitas yang dia pengen. Kemarin malam saya sempat video call sama Adiel via Skype, dia keterima di kedokteran UGM. Inget beberapa bulan kebelakang, waktu dia jadi bahan ejekan teman-teman biar mengambil kuliah arsitektur, dan dia dengan muka yang paling jelek kukuh menyatakan personal goal nya dokter, forever dokter. Akhirnya beberapa hari lalu itu tercapai. Cukup senang mendengarnya. Nggak, senang banget malahan dengarnya. Seorang teman bisa dapet apa yang dia mau.
Lain Adiel lain Ian, teman karib saya ini harus menunda napas leganya setelah hasil seleksi snmptn undangan belum tersenyum sama dia. Informatika UGM masih harus coba dia masuki besok Juni lewat jalur ujian tulis. Selain di kalangan para teman, di kalangan saudara-saudara saya juga ada yang keterima lewat jalur spesial ini, dan ada yang belum diterima. Kebetulan keduanya memilih dokter sebagai prioritas pendidikan tingkat tinggi mereka
Kedokteran itu kayak martabak manis ekstra keju, sangat nikmat waktu dirasakan. Denger adiel nyemplung, dan satu sodara saya nyemplung, rasanya bisa seneng banget Padahal saya sama sekali gak punya urusan secara langsung sama mereka. Pun bapak saya, dia juga merasakan sensasi senang yang sama. Euforia lebih tepatnya.
Cerita jadi lucu sampai bapak saya bilang "wah, udah pada dapet kuliah enak-enak semua, Tuhan itu baik banget sama keluarga kita blablablabla"
well, no doubt, tuhan mah selalu baik, mau dari dulu, sampai kapan juga dia baik. Cuma kadang manusia ga paham caranya merespon kebaikan tuhan. Karena wujud kebaikan Tuhan kan ga selalu sama seperti yang di inginkan manusia.
Gak naik kelas itu baik, saya bisa bilang gitu, tapi saya yakin nggak ada satu orang pun yang mau buat nggak naik kelas. itu contohnya.
Balik lagi, keterima, gak keterima, mungkin jelas Tuhan baik, karena banyak orang di sekitar saya yang lolos tes, dan masuk di fakultas yang mereka inginkan. Tapi saya mau nekenin, kalau kalian yang ga diterima juga tetep dapet kebaikan Tuhan kok.
Masih ada macam-macam jalur masuk, just believe kalo dia bakal memberi yang terbaik, he do the best, kalian juga. then you do the rest, tapi tuhan bakalan tetep do the best.
jangan nggembos yan! van!
godspeed.
Minggu, 27 Mei 2012
food food food
makan, kayaknya selain ngentut itu salah satu hobi manusia yang paling dahsyat.
ya walau badan saya nggak merepresentasikan kecintaan saya sama makan, tapi makan sesungguhnya selalu menarik tiap-tiap kali saya lakukan. selalu ada yang baru, kecuali makan telur ceplok. mau gimana-mana rasanya tetep sama....
2 hari bel;akangan saya makan aneka makanan, dari yang monoton, sampe yang bertone-tone. kemarin rasanya lebih cocok disebut bakso all the day. karena dari sarapan, makan siang, sampai makan malam saya cuma menyantap bakso. mulai dari bakso sawi, bakso kuah, bakso sawi tahu, sampai bakso kebanyakan cuka. untunglah waktu bangun besoknya, muka saya nggak jadi bakso.
saya nggak tahu makanan ini asalnya darimana, mungkin dari china. tapi yang pasti, bakso itu eksotis banget. kornelan, dan bakso ito, dua bakso yang beda tapi sama, sama-sama bikin ngeces setengah mati. malam kemarin rencana mau makan bakso kronelan, aduh ususnya itu... rrrr membuat rindu, walau cuma menuliskannya aja bisa bikin kemecer. tapi sayang seribu sayang, ibu bakso ini agak nakal, dia sekarang sudah lebih modern. menerima pesenan lewat telepon. jadi pas mesen, saya mendapati kenyataan berpuluh-puluh pentol bakso itu di itungi dan di masukan plastik untuk orang lain... rasanya kayak kehilangan anak....
lalu destinasi pindah, ke bakso ito. buat saya ini adalah makanan nasional yang hanya dimakan di kala sakit. nggak mengelak kalo bakso ito punya rasa yang sedemikian lezat, tapi ga bohong juga, kalau saya cuma makan bakso ito saat meriang. jadi dalam keadaaan sehat makan bakso ito tu kebayang demam langsung. tapi diatas itu semua rasa baksonya masih dewa banget. uenake.
makan,
kadang ini lebih di fokusin tentang apa yang kita makan, belakangan beberapa orang juga mengkultuskan tempat makan sebagai salah satu faktor pendukung enak apa enggaknya proses makan. semakin nyaman temoatnya, maka makanan bakal berasa lebih enak, mungkin gitu singkatnya. Yaa, menurut saya selain makanan dan tempat makannya, yang nggak bisa dilupain atau dipinggirin adalah suasana hati kita pass makan. Saya yakin kornelan atau apa aja rasanya nggak se surga itu kalau misal dimakan pas daam momentum yang brengsek banget. Kadang-kadang makan sama orang yang tepat membuat momen makan jadi lebih seru, dan makanan bisa lebih di kenang, atau rasanya lebih enak.
aneh ya, tapi rasanya emang gitu, makanan ga berhenti pada apa yang kamu makan tapi siapa yang nemenin kamu makan, atau aapa yang terjadi waktu kamu makan :3
makan~
ya walau badan saya nggak merepresentasikan kecintaan saya sama makan, tapi makan sesungguhnya selalu menarik tiap-tiap kali saya lakukan. selalu ada yang baru, kecuali makan telur ceplok. mau gimana-mana rasanya tetep sama....
2 hari bel;akangan saya makan aneka makanan, dari yang monoton, sampe yang bertone-tone. kemarin rasanya lebih cocok disebut bakso all the day. karena dari sarapan, makan siang, sampai makan malam saya cuma menyantap bakso. mulai dari bakso sawi, bakso kuah, bakso sawi tahu, sampai bakso kebanyakan cuka. untunglah waktu bangun besoknya, muka saya nggak jadi bakso.
saya nggak tahu makanan ini asalnya darimana, mungkin dari china. tapi yang pasti, bakso itu eksotis banget. kornelan, dan bakso ito, dua bakso yang beda tapi sama, sama-sama bikin ngeces setengah mati. malam kemarin rencana mau makan bakso kronelan, aduh ususnya itu... rrrr membuat rindu, walau cuma menuliskannya aja bisa bikin kemecer. tapi sayang seribu sayang, ibu bakso ini agak nakal, dia sekarang sudah lebih modern. menerima pesenan lewat telepon. jadi pas mesen, saya mendapati kenyataan berpuluh-puluh pentol bakso itu di itungi dan di masukan plastik untuk orang lain... rasanya kayak kehilangan anak....
lalu destinasi pindah, ke bakso ito. buat saya ini adalah makanan nasional yang hanya dimakan di kala sakit. nggak mengelak kalo bakso ito punya rasa yang sedemikian lezat, tapi ga bohong juga, kalau saya cuma makan bakso ito saat meriang. jadi dalam keadaaan sehat makan bakso ito tu kebayang demam langsung. tapi diatas itu semua rasa baksonya masih dewa banget. uenake.
makan,
kadang ini lebih di fokusin tentang apa yang kita makan, belakangan beberapa orang juga mengkultuskan tempat makan sebagai salah satu faktor pendukung enak apa enggaknya proses makan. semakin nyaman temoatnya, maka makanan bakal berasa lebih enak, mungkin gitu singkatnya. Yaa, menurut saya selain makanan dan tempat makannya, yang nggak bisa dilupain atau dipinggirin adalah suasana hati kita pass makan. Saya yakin kornelan atau apa aja rasanya nggak se surga itu kalau misal dimakan pas daam momentum yang brengsek banget. Kadang-kadang makan sama orang yang tepat membuat momen makan jadi lebih seru, dan makanan bisa lebih di kenang, atau rasanya lebih enak.
aneh ya, tapi rasanya emang gitu, makanan ga berhenti pada apa yang kamu makan tapi siapa yang nemenin kamu makan, atau aapa yang terjadi waktu kamu makan :3
makan~
Selasa, 22 Mei 2012
star
so, around midnight, dan tiba-tiba perut kayak di kucek-kucek.
Biologi sederhana, sakit semacam ini disebabkan produksi asam lambung yang berlebihan, asam lambung dapat terpicu sama makanan asam(?), dan tadi siang rasa-rasanya saya over makan empek-empek nyonya kamto, dengan cuko yang tak sedikit, cuko asam, lengkaplah sudah analisis mengenai sakit perut saya tengah malam.
Kadang makanan tu bisa berasa surga banget, sama kayak es tiptop(surga dan neraka beda tipis, pas makan surga, pas bayar heran dewe) atau es pk, atau duren, es tape pake sirup prambors, atau bakso kronelan pake ekstra usus, atau nasi langgi. Semua makanan itu bener-bener maksimal banget di lidah, lain cerita dengan gudeg mercon, atau sate ayam(dulu saya sih suka sate ayam, tapi semenjak terkapar 2 hari gara-gara sate basi, saya lebih selektif makan sate), kadang makanan-makanan ini, terutama yang pedes ga umum bisa membuat makan berasa kamp konsentrasi Nazi.
ewr, siang ini mungkin bukan soal makan, bukan soal fruit tea juga dua botol, oh iya, fruit tea rasanya dahsyat banget juga. Tapi kamu lebih memilih kemakan iklan, "apapun makanannya minumnya teh botol sosro". bukan juga soal show mbak mbak pedangdut baju biru yang sound man nya terlalu dahsyat mixing sound-nya, sampe treble nya mentok, dan di dalem toko buku suara dangdut mixed sama lagunya Owl City.
Ngomong toko buku, ini lebih dari sekedar beli bolpen 0,4mm seharga 16 ribu, yang dicoba 3 kali tetep seret-seret aja. Juga bukan soal mesin grabber boneka yang kayak kambing, once you udah dapet, terus luput, terus hadiah hiburannya berupa permen. Itu penipuan banget -_-
Bukan juga soal nyanyi-nyanyi lagunya elvis di toko kaset, atau mencoba berani tanya apa itu setrika wajah. Bukan soal panik di tengah mainan anak-anak yang tiba-tiba bikin muka pucet, atau beli pulsa 50 ribu di bawah matahari sore yang bisa bikin mata jadi segaris tok.
Man.....
toko ramai nggak pernah se asik sore tadi.......
for sure, that's great.....
so greaaat....
thanks to you :}
22 Mei
Biologi sederhana, sakit semacam ini disebabkan produksi asam lambung yang berlebihan, asam lambung dapat terpicu sama makanan asam(?), dan tadi siang rasa-rasanya saya over makan empek-empek nyonya kamto, dengan cuko yang tak sedikit, cuko asam, lengkaplah sudah analisis mengenai sakit perut saya tengah malam.
Kadang makanan tu bisa berasa surga banget, sama kayak es tiptop(surga dan neraka beda tipis, pas makan surga, pas bayar heran dewe) atau es pk, atau duren, es tape pake sirup prambors, atau bakso kronelan pake ekstra usus, atau nasi langgi. Semua makanan itu bener-bener maksimal banget di lidah, lain cerita dengan gudeg mercon, atau sate ayam(dulu saya sih suka sate ayam, tapi semenjak terkapar 2 hari gara-gara sate basi, saya lebih selektif makan sate), kadang makanan-makanan ini, terutama yang pedes ga umum bisa membuat makan berasa kamp konsentrasi Nazi.
ewr, siang ini mungkin bukan soal makan, bukan soal fruit tea juga dua botol, oh iya, fruit tea rasanya dahsyat banget juga. Tapi kamu lebih memilih kemakan iklan, "apapun makanannya minumnya teh botol sosro". bukan juga soal show mbak mbak pedangdut baju biru yang sound man nya terlalu dahsyat mixing sound-nya, sampe treble nya mentok, dan di dalem toko buku suara dangdut mixed sama lagunya Owl City.
Ngomong toko buku, ini lebih dari sekedar beli bolpen 0,4mm seharga 16 ribu, yang dicoba 3 kali tetep seret-seret aja. Juga bukan soal mesin grabber boneka yang kayak kambing, once you udah dapet, terus luput, terus hadiah hiburannya berupa permen. Itu penipuan banget -_-
Bukan juga soal nyanyi-nyanyi lagunya elvis di toko kaset, atau mencoba berani tanya apa itu setrika wajah. Bukan soal panik di tengah mainan anak-anak yang tiba-tiba bikin muka pucet, atau beli pulsa 50 ribu di bawah matahari sore yang bisa bikin mata jadi segaris tok.
Man.....
toko ramai nggak pernah se asik sore tadi.......
for sure, that's great.....
so greaaat....
thanks to you :}
22 Mei
Jumat, 18 Mei 2012
last day, last play (photos)
memori di Penang Village
Saya punya seorang paman, nah paman saya dan bibi saya ini udah masuk ke jajaran orang evergreen, udah 50 keatas banget lah. Sang paman adalah mantan atlet nasional lari, nah, seringkali si paman ini masih ikut pertandingan lari untuk atlet lari veteran.
Saya masih inget tentang suatu cerita mengenai beliau, satu hari dia beratnding di perlombaan atletik veteran se asia tenggara, yang kebetulan di gelar di Malaysia. Seperti yang juga saya rasakan, waktu beliau datang berkunjung ke malaya, beliau mendapat jamuan makan di Penang Village, sebuah restoran yang menyajikan cuisine Cina Peranakan, singkatnya, cukup sedap.
Saya pun sempat mampir ke restoran ini ketika berkunjung ke KL beberapa waktu lalu, berkaitan dengan kebiasaan saya yang hobi mengutil memorabilia yang berkaitan dengan perjalanan, saya mengambil tissue dari resto tersebut, yang kebetulan ada gambarnya. Sontak om saya berujar, "Waktu saya makan dengan Pak Radal tempo hari, saya ambil juga tissue nya, dan saya tulis, tanggal sekian makan dengan pak radal, saya nggak nyangka itu jadi pertemuan terakhir kami"
Yaa....
Kadang kematian itu datang nggak pake permisi, sang paman hampir genap setahun sudah berpulang pada Tuhan, beliau meninggal dipelukan istrinya, ketika mendadak lunglai saat berjalan pulang dari rumah tetangga.
Kita yang hidup barangkali bisa melakukan banyak hal, dan merencanakan banyak hal juga, akan tetaoi waktu dijemput maut, saya nggak tahu rasanya bakalan kayak apa. Matinya orang-orang disekitarsaya selalu buat saya aware, kalau hidup cuma mampir makan di Penang Village.
Saya masih inget tentang suatu cerita mengenai beliau, satu hari dia beratnding di perlombaan atletik veteran se asia tenggara, yang kebetulan di gelar di Malaysia. Seperti yang juga saya rasakan, waktu beliau datang berkunjung ke malaya, beliau mendapat jamuan makan di Penang Village, sebuah restoran yang menyajikan cuisine Cina Peranakan, singkatnya, cukup sedap.
Saya pun sempat mampir ke restoran ini ketika berkunjung ke KL beberapa waktu lalu, berkaitan dengan kebiasaan saya yang hobi mengutil memorabilia yang berkaitan dengan perjalanan, saya mengambil tissue dari resto tersebut, yang kebetulan ada gambarnya. Sontak om saya berujar, "Waktu saya makan dengan Pak Radal tempo hari, saya ambil juga tissue nya, dan saya tulis, tanggal sekian makan dengan pak radal, saya nggak nyangka itu jadi pertemuan terakhir kami"
Yaa....
Kadang kematian itu datang nggak pake permisi, sang paman hampir genap setahun sudah berpulang pada Tuhan, beliau meninggal dipelukan istrinya, ketika mendadak lunglai saat berjalan pulang dari rumah tetangga.
Kita yang hidup barangkali bisa melakukan banyak hal, dan merencanakan banyak hal juga, akan tetaoi waktu dijemput maut, saya nggak tahu rasanya bakalan kayak apa. Matinya orang-orang disekitarsaya selalu buat saya aware, kalau hidup cuma mampir makan di Penang Village.
Minggu, 13 Mei 2012
Selayang Pandang Malaysia
di hari terakhir kunjungan saya, saya mencoba menyimpulkan apa yang sebenarnya ada di negara ini.
Prespektif kita, Indonesian tentang Malaysia barang kali di dominasi dengan hal-hal yang buruk terus. Bagaimana Malaysia itu penyiksa TKI, tukang copy paste, musuh bebuyutan, dan hal-hal lain. Disini, juga ada slentingan kalau kita ngomong pakai Bahasa Indonesia, maka kamu akan direndahkan orang lain. Karena Indonesia itu apa to? Pengimpor pembantu! Ndak lebih ndak kurang.
Jelek sekali ya citra negara saya, tapi rasanya kalau kita tengok lebih dalem, yang jelek adalah pikiran kita masing-masing. Harusnya orang Indonesia malu kalau njelek-njelekin Malaysia secara gamblang, dan total gitu. Itu kayak ekspresi sakit hati gara-gara kita negara yang mandiri, berdikari, dan serba independent. Malaysia kalian semua sudah tau, koloni dari Inggris, Commonwealth. Terus terang itu yang memberi dampak besar bagi negara ini. Orang eropa dengan prinsip "I"-nya membawa banyak hal hebat, tanpa merendahkan asia tenggara, tapi kita emang masih tertinggal kok satu langkah dari bule bule gitu. Paling enggak dari pola pikir aja. Nah hidup berdampingan sama bule ini yang mempengaruhi influence Malaysia, bisa jadi besar dan tambah besar kayak sekarang.
Inget Singapura? Yang meletakkan grand design-nya juga Raffles, dari hari pertama dia mendarat di Singapore River, dia sudah tau mau dijadikan apa pulau yang sebelumnya di huni nelayan sama singa itu. Hari ini? Asian Tiger tuh negara. Ide Raffles, Inggris, bule. Meskipun kita nggak bisa nyampingin peran PM Lee yang membuat negara ini jadi metropolis kayak hari ini.
Kalau lihat kedalam, ya jelas beda yang sangat besar. Negara kita selalu berdiri sendiri, tanpa pendampingan dari bule-bule. Sedikit banyak itu mempengaruhi. Karena selama di Malaysia saya nggak nemu perbedaan antara etos lokal orang melayu sini, sama orang kita. Perbedaannya ada pada sistem yang di adaptasi dari eropa. Juga banyaknya jumlah ekspatriat yang mengais rejeki disana. Tapi itu sesuatu untuk diamati dan diperbaiki, bukan disesali.
Terus kalo soal TKI, dan imej kita sebagai importir pembantu, menurut saya agak bodo aja tuh orang Malaysia kalo emmpermasalhkan itu. Orang Malaysia itu males, sama kayk orang sini. Mostly orang Malaysia juga kerja di luar negeri. Jadi mereka emang crisis tenaga kerja pada sektor-sektor kasar, tapi vital kayak public services dan pembangunan. Yang mengejutkan, ternyata kalau dua negara ini berseteru dan Indonesia menutup aliran tenaga kerja, maka jelas Malaysian yang kolaps. Karena jumlah yang besar dan kualitas yang bagus, menjadikan Tenaga Kerja Indonesia punya tempat spesial di antara tenaga kerja lainnya.
Orang kita juga punya integritas, dan kemampuan yang baik dalam bekerja. Jelas itu advantage yang Malaysian gak punya. Karena mostly orang malaysia itu pemalas, kenapa malas? Karena sistem disini memungkinkan semua orang hidup dengan mulya tanpa kerja keras. Harga-harga barang-makan ga beda jauh sama Indonesia, tapi seorang PRT aja gajinya 2,1 juta. Jelas itu yang bikin perbedaan besar. Biasanya kalau ada yang malas kerja, maka akan ada keluarga lain yang menyokong hidupnya. Selain itu pemerintah juga ngasih aneka fasilitas macam rumah tinggal, dengan harga sewa yang sangat murah. Kombinasi perfect untuk menciptakan kemalasan.
Lain sama orang indonesia, mereka dianggap expert terutama bidang konstruksi. jam kerja lebih banyak, dan hard worker. Sejujurnya saya kaget mendengar fakta kayak gitu, karena menurut saya sih kita dua negara ini sama-sama pemalas. Tapi kayaknya ada spirit yang beda dehkalo kamu kerja disini, sama disana. Mungkin di Jawa orang-orang ini malas, tapi di tanah melayu mereka gak tau termotivasi apa bisa jadi superb gitu. That was cool.
Di Malaysia sendiri, lepas dari masalah tenaga kerja, iklim politiknya masih sama kayak jaman pak harto. Di dominasi barisan nasional, dan mereka selalu memerintah di melayu sejak malaysia merdeka, sampai hari ini. Demonstrasi yang kemarin ramai di tv tv, itu juga baru terjadi kali ini, sebelumnya ya pemerintah pegang kontrol penuh. Waktu baca headline koran kemarin di malaysia, ada gambar orang demo, dan headlinenya besar banget "INIKAH WAJAH PEMUDA GENERASI BANGSA?" sebuah sindiran karena mereka melawan pemerintah. 180 derajat sama media Indonesia.
Terakhir, Malaysia juga maju banget soal pendidikan. Semua orang bisa pergi sekolah dengan harga yang sangat murah. Jadi pendidikan bisa merata. Masterplan disini kan kayak bikin banyak sd gitu di pelosok-pelosok, dan Upin-Ipin adalah salah satu projek pendukung supaya banyak anak semangat sekolah. Berkaitan Upin-Ipin, sekolah negeri di malaya semuanya punya bentuk yang sama, jadi kalau hobi nonton upin ipin, ya kayak gitu itu gambaran semua sekolah negeri di malaysia.
Hari pertama disini kami menyimpan rasa takut yang besar untuk pakai bahasa indonesia, karena setiap kami bicara orang lihat ke arah kami. Tapi setelah jalan waktu, setelah saya tahu posisi kita seperti apa, dan mereka seperti apa, bolehlah saya berhenti malu. Malaysia boleh sinis sama Indonesia, also Indonesia boleh sinis sama Malaysia, tapi pertengkaran ini tu kayak ribut pada masa pacaran. Sama-sama suka, tapi berantem. Indonesia bukan berarti kecil, dan saya bangga jadi orang Indonesia, tanpa kita petronas gak berdiri, dan malaysa tetep ndeso. Bodoh kali ya, bangga jadi pekerja kasar gitu, tapi itu bener-bener besar kok perannya di malaysia, ditegah pemalas disini. Also Malaysia juga bukan penyiksa TKI seperti yang kita kira.
Kalau kalian lihat betul-betul, ada berapa trilliun yang masuk ke Indonesia dari uang kiriman para TKI ini? dan semua uang itu menghidupi banyakkeluarga, uang dari malaysia men. Di Pantura, Jawa Timur, di mana-mana banyak sekali rumah sederhana berdiri dari uang TKI, dari malaysia, dan banyak yang hidupnya terbantu dari uang tersebut. Well, itu suatu timbal balik yang cukup pantas rasana, toh kita nggak mungkin menghidupi banyak orang itu pakai uang kita. Sedikit abnyak malay people juga bantu.
Saya bangga jadi orang Indonesia,lebih bangga, juga saya jadi lebih menghormati orang Malaysia setelah kunjungan ini.
Prespektif kita, Indonesian tentang Malaysia barang kali di dominasi dengan hal-hal yang buruk terus. Bagaimana Malaysia itu penyiksa TKI, tukang copy paste, musuh bebuyutan, dan hal-hal lain. Disini, juga ada slentingan kalau kita ngomong pakai Bahasa Indonesia, maka kamu akan direndahkan orang lain. Karena Indonesia itu apa to? Pengimpor pembantu! Ndak lebih ndak kurang.
Jelek sekali ya citra negara saya, tapi rasanya kalau kita tengok lebih dalem, yang jelek adalah pikiran kita masing-masing. Harusnya orang Indonesia malu kalau njelek-njelekin Malaysia secara gamblang, dan total gitu. Itu kayak ekspresi sakit hati gara-gara kita negara yang mandiri, berdikari, dan serba independent. Malaysia kalian semua sudah tau, koloni dari Inggris, Commonwealth. Terus terang itu yang memberi dampak besar bagi negara ini. Orang eropa dengan prinsip "I"-nya membawa banyak hal hebat, tanpa merendahkan asia tenggara, tapi kita emang masih tertinggal kok satu langkah dari bule bule gitu. Paling enggak dari pola pikir aja. Nah hidup berdampingan sama bule ini yang mempengaruhi influence Malaysia, bisa jadi besar dan tambah besar kayak sekarang.
Inget Singapura? Yang meletakkan grand design-nya juga Raffles, dari hari pertama dia mendarat di Singapore River, dia sudah tau mau dijadikan apa pulau yang sebelumnya di huni nelayan sama singa itu. Hari ini? Asian Tiger tuh negara. Ide Raffles, Inggris, bule. Meskipun kita nggak bisa nyampingin peran PM Lee yang membuat negara ini jadi metropolis kayak hari ini.
Kalau lihat kedalam, ya jelas beda yang sangat besar. Negara kita selalu berdiri sendiri, tanpa pendampingan dari bule-bule. Sedikit banyak itu mempengaruhi. Karena selama di Malaysia saya nggak nemu perbedaan antara etos lokal orang melayu sini, sama orang kita. Perbedaannya ada pada sistem yang di adaptasi dari eropa. Juga banyaknya jumlah ekspatriat yang mengais rejeki disana. Tapi itu sesuatu untuk diamati dan diperbaiki, bukan disesali.
Terus kalo soal TKI, dan imej kita sebagai importir pembantu, menurut saya agak bodo aja tuh orang Malaysia kalo emmpermasalhkan itu. Orang Malaysia itu males, sama kayk orang sini. Mostly orang Malaysia juga kerja di luar negeri. Jadi mereka emang crisis tenaga kerja pada sektor-sektor kasar, tapi vital kayak public services dan pembangunan. Yang mengejutkan, ternyata kalau dua negara ini berseteru dan Indonesia menutup aliran tenaga kerja, maka jelas Malaysian yang kolaps. Karena jumlah yang besar dan kualitas yang bagus, menjadikan Tenaga Kerja Indonesia punya tempat spesial di antara tenaga kerja lainnya.
Orang kita juga punya integritas, dan kemampuan yang baik dalam bekerja. Jelas itu advantage yang Malaysian gak punya. Karena mostly orang malaysia itu pemalas, kenapa malas? Karena sistem disini memungkinkan semua orang hidup dengan mulya tanpa kerja keras. Harga-harga barang-makan ga beda jauh sama Indonesia, tapi seorang PRT aja gajinya 2,1 juta. Jelas itu yang bikin perbedaan besar. Biasanya kalau ada yang malas kerja, maka akan ada keluarga lain yang menyokong hidupnya. Selain itu pemerintah juga ngasih aneka fasilitas macam rumah tinggal, dengan harga sewa yang sangat murah. Kombinasi perfect untuk menciptakan kemalasan.
Lain sama orang indonesia, mereka dianggap expert terutama bidang konstruksi. jam kerja lebih banyak, dan hard worker. Sejujurnya saya kaget mendengar fakta kayak gitu, karena menurut saya sih kita dua negara ini sama-sama pemalas. Tapi kayaknya ada spirit yang beda dehkalo kamu kerja disini, sama disana. Mungkin di Jawa orang-orang ini malas, tapi di tanah melayu mereka gak tau termotivasi apa bisa jadi superb gitu. That was cool.
Di Malaysia sendiri, lepas dari masalah tenaga kerja, iklim politiknya masih sama kayak jaman pak harto. Di dominasi barisan nasional, dan mereka selalu memerintah di melayu sejak malaysia merdeka, sampai hari ini. Demonstrasi yang kemarin ramai di tv tv, itu juga baru terjadi kali ini, sebelumnya ya pemerintah pegang kontrol penuh. Waktu baca headline koran kemarin di malaysia, ada gambar orang demo, dan headlinenya besar banget "INIKAH WAJAH PEMUDA GENERASI BANGSA?" sebuah sindiran karena mereka melawan pemerintah. 180 derajat sama media Indonesia.
Terakhir, Malaysia juga maju banget soal pendidikan. Semua orang bisa pergi sekolah dengan harga yang sangat murah. Jadi pendidikan bisa merata. Masterplan disini kan kayak bikin banyak sd gitu di pelosok-pelosok, dan Upin-Ipin adalah salah satu projek pendukung supaya banyak anak semangat sekolah. Berkaitan Upin-Ipin, sekolah negeri di malaya semuanya punya bentuk yang sama, jadi kalau hobi nonton upin ipin, ya kayak gitu itu gambaran semua sekolah negeri di malaysia.
Hari pertama disini kami menyimpan rasa takut yang besar untuk pakai bahasa indonesia, karena setiap kami bicara orang lihat ke arah kami. Tapi setelah jalan waktu, setelah saya tahu posisi kita seperti apa, dan mereka seperti apa, bolehlah saya berhenti malu. Malaysia boleh sinis sama Indonesia, also Indonesia boleh sinis sama Malaysia, tapi pertengkaran ini tu kayak ribut pada masa pacaran. Sama-sama suka, tapi berantem. Indonesia bukan berarti kecil, dan saya bangga jadi orang Indonesia, tanpa kita petronas gak berdiri, dan malaysa tetep ndeso. Bodoh kali ya, bangga jadi pekerja kasar gitu, tapi itu bener-bener besar kok perannya di malaysia, ditegah pemalas disini. Also Malaysia juga bukan penyiksa TKI seperti yang kita kira.
Kalau kalian lihat betul-betul, ada berapa trilliun yang masuk ke Indonesia dari uang kiriman para TKI ini? dan semua uang itu menghidupi banyakkeluarga, uang dari malaysia men. Di Pantura, Jawa Timur, di mana-mana banyak sekali rumah sederhana berdiri dari uang TKI, dari malaysia, dan banyak yang hidupnya terbantu dari uang tersebut. Well, itu suatu timbal balik yang cukup pantas rasana, toh kita nggak mungkin menghidupi banyak orang itu pakai uang kita. Sedikit abnyak malay people juga bantu.
Saya bangga jadi orang Indonesia,lebih bangga, juga saya jadi lebih menghormati orang Malaysia setelah kunjungan ini.
Kinokuniya
Kalau ada tempat yang paling wow selama perjalanan ini, buat saya tempat itu adalah Kinokuniya Bookstore di Suria KLCC Level 4. Kinokuniya jelas brand yang nggak asing buat orang Jakarta, karena di beberapa Mall Ibu Kota ada bookstore ini. Beda-beda tipis konsepnya sama Aksara, dan leboh beda tipis lagi kalau dibandingkan dengan periplus.
Brand Jepang ini menurut saya adalah salah satu toko buku gila. Kenapa Gila? karena secara kasat mata ini nggak profit minded. Mau makan darimana kan kalo jualan ga untung nih toko? Beda sama Gramedia yang mencoba mengharamkan orang baca lama-lama di toko buku, di Kinokuniya KL, dimana-mana pating betasur orang baca buku, dan itu boleh. Jadi kalo kamu lihat-lihat buku, ada banyak orang dari anak kecil sampe emak emak yang lihat-lihat buku, di baca- bener-bener di baca serius sampai lama gitu.
Kinokuniya juga cukup gila, seumur hidup, saya baru mengunjungi toko buku dengan ukuran yang gigantic ya di Kinokuniya ini, luasnya gak bisa saya kira-kira berapa square feet, tapi buat compare, gedenya sama kayak dua kali ukuran gedung wnita. Lebih kecil dari Gramedia? endak deh, karena semuanya diisi buku. Gilanya Kinokuniya lagi, disini banyak sekali buku dari lain bahasa, dari bahasa asal toko ini (jepang), tulisan China, Malayu, dan Inggris. Mostly emang yang dijual adalah Bahasa Inggris.
Untuk harga bisa dilihat dari dua prespektif. Secara kasat mata ya memang mahal, karena rata-rata 50-100 Ringgit(tidak peduli buku apa aja, tebal tipis, harga hampir sama semua). Sekejap nampak mahal, tapi kalau di bandingin sama Indon ya jauh lebih murah. Inget buku arsitek di periplus yang 500an ribu? disini uang yang sama bisa beli dua buku arsitektur di Indo. Jadi gamblangannya murah.
Terus di toko buku ini penggolongannya sangat intim. Jadi tiap buku di golongin, just like another book store lah. Tapi yang mantap, ada sub penggolongan. Misal lu suka Obama, then ada so many buku di satu rack gitu yang cerita tentang obama, dari biography, hari pelantikan dsb. Dan terbitan itu bukan dari lokal malay aja, tapi bener-bener world wide. All over the world numpuk di Kinokuya.
Selain itu kita bisa nemu hal-hal yang sangat aneh di toko buku ini. Inget majalah chord gitar yang dijual 5 ribuan,? Berisi lagu-lagu pop Indo? Nah disini ada buku semacam itu, tapi bener-bener beda da da! Jadi tiap artis punya buku yang isinya partitur gitu, lengkap sama liriknya. Buat saya itu sih buku yang nggak biasa
Dari semua buku yang ada, saya masih menaruh hati sama buku tentang korea utara, entah kenapa dua kali ke kinokuniya saya gak grab buku itu...
Well, Kinokuniya KL memberi banyak pelajaran, mengamati gimana tingginya minat membaca mereka, gak heran di beberapa aspek negara ini jauh meninggalkan kita. Kinokuniya men-support minat baca tinggi itu pake ladang baca gratisannya. Sungguh toko buka yang sangat beda.
Brand Jepang ini menurut saya adalah salah satu toko buku gila. Kenapa Gila? karena secara kasat mata ini nggak profit minded. Mau makan darimana kan kalo jualan ga untung nih toko? Beda sama Gramedia yang mencoba mengharamkan orang baca lama-lama di toko buku, di Kinokuniya KL, dimana-mana pating betasur orang baca buku, dan itu boleh. Jadi kalo kamu lihat-lihat buku, ada banyak orang dari anak kecil sampe emak emak yang lihat-lihat buku, di baca- bener-bener di baca serius sampai lama gitu.
Kinokuniya juga cukup gila, seumur hidup, saya baru mengunjungi toko buku dengan ukuran yang gigantic ya di Kinokuniya ini, luasnya gak bisa saya kira-kira berapa square feet, tapi buat compare, gedenya sama kayak dua kali ukuran gedung wnita. Lebih kecil dari Gramedia? endak deh, karena semuanya diisi buku. Gilanya Kinokuniya lagi, disini banyak sekali buku dari lain bahasa, dari bahasa asal toko ini (jepang), tulisan China, Malayu, dan Inggris. Mostly emang yang dijual adalah Bahasa Inggris.
Untuk harga bisa dilihat dari dua prespektif. Secara kasat mata ya memang mahal, karena rata-rata 50-100 Ringgit(tidak peduli buku apa aja, tebal tipis, harga hampir sama semua). Sekejap nampak mahal, tapi kalau di bandingin sama Indon ya jauh lebih murah. Inget buku arsitek di periplus yang 500an ribu? disini uang yang sama bisa beli dua buku arsitektur di Indo. Jadi gamblangannya murah.
Terus di toko buku ini penggolongannya sangat intim. Jadi tiap buku di golongin, just like another book store lah. Tapi yang mantap, ada sub penggolongan. Misal lu suka Obama, then ada so many buku di satu rack gitu yang cerita tentang obama, dari biography, hari pelantikan dsb. Dan terbitan itu bukan dari lokal malay aja, tapi bener-bener world wide. All over the world numpuk di Kinokuya.
buku partitur |
Dari semua buku yang ada, saya masih menaruh hati sama buku tentang korea utara, entah kenapa dua kali ke kinokuniya saya gak grab buku itu...
Well, Kinokuniya KL memberi banyak pelajaran, mengamati gimana tingginya minat membaca mereka, gak heran di beberapa aspek negara ini jauh meninggalkan kita. Kinokuniya men-support minat baca tinggi itu pake ladang baca gratisannya. Sungguh toko buka yang sangat beda.
KL 2A(photos)
Langganan:
Postingan (Atom)