"jatuh cinta pada pandangan pertama"
kemarin saya menulis soal indiepop, gardika gigih dan musik kereta yang lovely itu. hari ini saya secara kebetulan mengulas sesuatu yang masih satu "keluarga" dengan indiepop. balik ke indiepop dulu, sebenarnya menurut pandangan saya, indiepop ini sendiri sebuah simbol dari progresifitas anak muda, indiepop juga ga melulu mengenai musik, bisa elevasi ke tempat-tempat yang lebih dalam. Yang termasuk kejam dari indiepop adalah budaya, kejam dalam artian berkembang dan melekat di keseharian pemuda-pemudi.
Saya sebenernya buta soal pergaulan anak muda jaman dulu, apa iya mereka suka nongkrong di tempat-tempat makan gitu, kayak yang hari ini banyak kita jumpai. Betapa crowded nya tempat-tempat makan seperti Dunkin Donuts di Jalan Kaliurang, Kalimilk, atau tempat makan yangmenurut saya indiepop banget. Ciri-ciri dari tempat makan yang rame begini biasanya punya spesifiksitas terntentu sama sajiannya, dan juga punya ciri khas yang membedakan dia sama tempat sejenis. Selain kedai susu yang menjamur di kota saya, ada juga model rumah baca. dimana kalian bisa datang, pesan makanan, dan baca buku sesuka hati.
pameran seni seorang teman
yang berkuliah di institut seni di Yogyakarta membawa saya pada tempat baru ini, namanya LIR Shop. Sekilas saya tidak mengetahui betul tempat model apakah ini, karena jujur, di antara teman-teman saya, dan saya sendiri, nama ini sangat asing, bahkan mendengar namanya baru satu kali, bagaimana bisa mengetahui lebih dalam tentang bentuk atau sajian. karena seorang teman saya ini menghelat pameran seni visual disana, maka terpaksalah saya mencari-cari dimanakah letak LIR Shop ini.
Ternyata, setelah broswing via google maps, LIR Shop ada di bilangan Baciro, sangat dekat dengan Stadion Mandala Krida. Tepatnya LIR Shop ini ada di Jalan Anggrek, Baciro Yogyakarta, sekitar 5 menit dari pusat kota. Untuk mencari tempat ini, karena saya agak tolol butuh waktu hampir setengah jam. Percayalah saat anda menemukan tempat ini, yang anda dapati cuma kesan sepi dan tenang, karena tempat makan ini memang berada jauh dari hingar bingar keramaian anak muda seperti jalan cendrawasih, atau jalan mataram. Terletak di tengah perumahan lama, LIR Shop punya ambience nya sendiri. Ambience yang tenang, damai, tapi menarik.
Di LIR Shop ada jajaran buku-buku yang bisa dibaca dengan cuma-cuma, ada juga slot-slot ruangan semi outdoor yang dipadu dengan lighting yang cantik, belum lagi masih ada makanan dengan menu yang kayak story book, lucu banget sebenernya, dan yang paling penting dari itu semua harganya bersahabat banget.
Ya, tempat makan sederhana itu menurut saya buah dari kebudayaan indiepop yang populer di kalangan anak muda hari ini, satu tempat yang cantik dan menarik, saya malam ini saya nggak jadi kebagian jatah makan di LIR, karena saya datang terlalu malam. LIR Shop buka pukul 8 Pagi sampai 8 malam, berbeda dengan kebanyakan tempat yang tutup pukul 9, LIR agaknya anti mainstream.
Kalau kalian berencana kesana dalam waktu dekat, jangan lupa saksikan expo teman saya wulang disana ya, yang akan ada di LIR SHop mulai dari 4 november kemarin, sampai 18 november nanti.
well, saya menunggu kunjungan saya selanjutnya kesana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar