"Hore! Hore! Ada Bang Petr!"
|
Petr Cech di London Colney via mirror.co,uk |
kata sebagian fans Arsenal minggu lalu, waktu tau pembelian pertama Arsenal buat transfer musim panas ini dihabiskan buat Penjaga gawang ber-helm asal Ceska. Tapi saya yakin sekali, nggak semua fans Arsena bergembira ria menyambut Bang Petr minggu lalu, paling tidak saya sih nggak gembira-gembira banget. Aneh? Saya bagi sedikit alasannya.
Bener banget... Arsenal nggak punya palang pintu "kelas dunia" belakangan ini...
Terakhir yang saya inget sih Jens Lehmann, si tinggi besar yang ditebus dari Borussia Dortmund buat mengganti David Seaman yang hengkang ke Manchester City di usia senja karirnya. Lehmann waktu itu lumayan jago sih, no doubt about that, trofi beberapa kali masih mampir ke Highbury, paling enggak Final Piala FA 2005 lawan MU yang diselesaikan via adu penalti, Lehmann produce fine performance, jaga gawangnya dengan baik.
Pasca era Lehmann, relatif nggak ada
shot stopper yang berkelas dibawah mistar Arsenal, memang ada banyak nama, Manuel Almunia, Lukasz Fabianski, Wojc... ahh.... even Arsenal fans aja susah spelling his name, Cezni, Vito Mannone, Emiliano Viviano, sampai Damian Martinez datang dan pergi di bawah mistar Arsenal, tapi nggak satupun dari mereka yang provide
"class" sebagai
shot stopper kelas dunia.
Classless nya nama-nama tadi kelihatan dari hampir identiknya kisah karir mereka di Arsenal. Berawal dari bangku cadangan, dapet kesempatan main, bisa main bagus, terus
do lots of blunders, balik lagi cadangan, terus pindah ke antah berantah. Almunia, step up pas Final Liga Champions 2006 di Paris, ngganti Lehmann yang kena kartu merah konyol, setengah tahun kemudian Almunia mulai jadi pilihan tetap The Boss di bawah mistar, terus mulai menurun si Almunia, diganti sama deputinya waktu itu, Lukasz Fabianski. Almunia terakhir main di Championship sama Watford, tapi harus berhenti main bola karena ada kelainan jantung. Fabianski yang naik pasca Almunia juga lumayan awet, sampai blunder terus-terusan, terus diganti sama Woj... Cezni! Kiper asal akademi Arsenal. Keren abis sih dia, masih muda tapi jago, musim lalu tau sendiri tapi, setelah
nightmare di St. Mary's waktu lawan Southampton, Cezni bukan pilihan lagi. Martinez dan Viviano punya cerita agak mirip, bedanya mereka memang masih kemudaan, dan
game time-nya ga banyak, tapi garis besar nya sama, waktu mereka (Viviano, Martinez) main, fans yakin ada secercah harapan buat masa depan di bawah mistar, tapi mereka terus balik lagi jadi kiper ketiga sampe jamuran, nggak kedengeran lagi di tim utama.
Kisah tentang kiper Arsenal makin disimak emang makin mirip lagu-lagu di radio Prambors, itu lagi itu lagi. Mereka NGGAK JELEK. NO! Saya mengagumi setiap dari mereka sebagai seorang fans, kiper-kiper berbakat. Tapi somehow saya juga arus mengakui kalau nama-nama yang saya sebut tadi nggak segarang Joe Hart nya City, atau sekokoh Petr Cech musim lalu, sebagai seorang fans, 10 tahun belakangan ini nama-nama tadi sering bikin hati saya hancur, blunder, kemasukan konyol, salah passing, gagal save penalty, yah, mau gimana sih ya.
Balik ke Petr Cech, secara catatan sudah jelas kalau doi bukan kiper sembarangan. Pernah denger Jamal Blackman? Hilario? Schwaczer? Beberapa nama yang saya tahu pernah jadi pelapis kiper di Chelsea. Kecuali si kiper asal Australia, nama-nama yang lain emang kedengerannya relatif nggak terkenal, bukan salah mereka kalau mereka tenggelam sama Petr Cech. Hilario main banyak waktu Cech habis dihajar Stephen Hunt pakai lutut di Madjeski, insiden yang bikin dia absen lama, dan harus balik pakai helm (sampai hari ini). Selain waktu itu, Hilario jarang main. Schwaczer? Punya reputasi bagus sebagai kiper di Britania, lama sama Fulham, dan Boro, mainnya nggak pernah nggak bagus. Aussie ke World Cup 2006 juga akibat jasa Mark Schwazcer. Di Chelsea? Cuma dipakai waktu Petr salah jatuh. Liga Champion tahun lalu, lawan Bayern. Schwazcer masuk jadi pengganti, terus main selalu sampai akhir musim.
Selama Bang Petr main, Chelsea juga jaya sekali, domestik maupun regional (susah sebenernya buat mengakui kayak begini, tapi ya emang fakta sih. Selamat Chelesa Fans) Stabilitas di lini belakang kayak ada terus gitu di Chelsea, mau main gaya parkir bus al'a Mourinho, atau permainan passing game Guus Hiddink, tetep aja lini belakang Chelsea stabil selama ada Bang Petr ini, no wonder sih kalau fans Arsenal banyak yang senang, Petr Cech itu seseorang yang lama nggak dipunyai Arsenal, jenis pemain yang kata media Inggris, bisa membawa Arsenal ke lebih banyak trofi, kalau kata Terry, Bang Petr dalam semusim bisa mengamankan 10-15 poin ekstra buat tim! Gile.
|
10 Clean Sheets padahal cuma main setengah musim. David! via guardian.co.uk |
Tapi, saya sebenernya masih suka lihat David Ospina, waktu doi datang musim panas 2014, saya merasa dia adalah jawaban buat bawah mistar Arsenal, Ospina buat saya adalah sinonim dari stabilitas. Tapi cedera dia, dan keputusan Wenger berkata lain, Ospina starts dari bench, bahkan sempet nggak masuk squad dibeberapa matchday awal gara-gara cedera. Sampai Cezni mabuk gila di St. Mary's lalu Ospina step in dan nggak step out, terus-terusan jadi Arsenal no-1. Statistiknya juga ga bohong, 10 Cleansheet, lumayang banget buat seseorang yang baru jadi reguler di tengah musim kompetisi, seseorang yang baru pindah dari perancis ke Inggris. Hugo Lloris pun nggak sejago itu dulu pertama kali dateng... That's why saya percaya kalau "Ospina Bisa".
By the end of the day waktu akan menjawab, apakah Arsenal akan gini-gini lagi (kayak 2006-2014) atau mereka akan melanjutkan tren positifnya di 2015/2016 bersama Bang Petr. Biar saya nggak begitu senang dengan datangnya Bang Petr (Karena Ospina harus hilang) saya tetap menantikan musim baru dengan Bang Petr berdiri di bawah mistar Arsenal. Stabilitas yang lebih yahud dari yang diberi Ospina kah? Mungkin saya harus
check it by my self as soon as possible, mulai dari match persiapan Arsenal di musim ini lawan Everton, Stoke, dan Singapore XI di SportsHub, Singapore. Tolong deh Super Soccer, #TakeMeThere biar saya yakin kalau Bang Petr adalah jawaban buat stabilitas lini belakang Arsenal.
---
Kesempatan bagus sayang kalo ga dijabanin. Niat dari sejak beritanya rilis awal 2015 lalu sih sudah ada pengen terbang ke Singapura, sekali lagi "mengawal" Arsenal di Asia setelah tur Jakarta 2013. Tapi tabungan bubar jalan waktu lihat price list tiket buat Barclays Asia Trophy 2015 ini....
Mumpung MySuperSoccer baik hati, saya menulis sekali lagi, tentang bola, tapi ga jelas mau tentang apaan aja. Pokoknya apa yang ada di otak nanti akan ditulis terus-terus, dan terus. Itung-itung bagi pengalaman, dan pengetahuan. Terima kasih sudah membaca! Semoga Barokah... Hehe
saya ada di twitter dengan Id seperti tertulis di bawah. Mau di ajak diskusi tapi jangan di marahin. hii...
@pingkanmamo mamo. Bukan mambo!