Kamis, 29 Mei 2014

Yang paling berkesan selama perjalanan

Bukannya sombong, ini review kecil saya tentang apa yang sudah saya lewati selama 22 tahun hidup.


Saya bukan travel blogger, tapi saya suka dengan perjalanan, by far saya sudah menjelajah cukup banyak tempat. Suatu pengamlaman special yang nggak keganti. Menjajal banyak scenario dan situasi, serta bertemu banyak orang dalam perjalanan. Waktu saya suruh memilih mana yang paling berkesan buat saya, tentu itu bukan jawaban yang mudah.


Perjalanan saya ke Malaysia selalu menyenangkan, karena selalu ditemani oleh teman-teman baik saya yang sangat mengerti, dan menikmati setiap kepingan perjalanan yang kami lakukan. Singapura tentu keren juga, modernitas yang ditawarkan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan untuk saya nikmati, kita tau lah Indonesia sejauh apa (dalam hal perkembangan) kalau di takar denganh seingapura. Perjalanan, ajaib ya, gimana sepasang boarding pas, dan beberapa jam di udara bias merubah apa yang biasa kita lihat, kita rasa, kita makan, semuanya berbeda, asing namun menyenangkan. Lagi, kalau suruh mengulang yang mana yang akan saya ulangi? Yang mana yang paling berkesan.


Boleh ya saya menceritakan sedikit tentang perjalanan saya kemarin ke Eropa, karena saya nggak se nyampah itu lagi dalam perjalanan ini. Nggak pernah menulis serutin dulu, kayak minum obat. Eropa, dingin, asing, dan kering. Tiga kata itu yang paling bias mewakili apa yang saya rasakan selama disana dalam masa-masa awal mampir di sana. Aneh karena ini bukan perjalanan wisata, jadi ada hectic yang cukup tinggi di kepala saya, dan teman-teman saya. Menyenangkan sekali bias melihat bagian dunia yang baru, mendapat pengalaman baru, bersama grup baru. SIngkatnya eropa baru! Hahaha.


Perjalanan eropa kemarin mungkin saya bagi dalam dua bagian besar. Bagian tengah dan timur bersama teman-teman dari universitas untuk berlomba, dan sisa masa tinggal saya dihabiskan di rumah saudara saya. Menjalin silaturahmi. Dalam bagian pertama buat saya sangat hectic, dan melelahkan, baik secara mental dan fisik. Tapi seru! Nggak kebeli. Mewakili Indonesia, bertemu banyak orang baru disana, makan malam di banyak tempat berbeda, bertahan hidup dengan kebab, menggila lah singkatnya, dan menyenangkan tentunya. Bisa merasakan mulut yang berasap tanpa merokok, atau pergi tanpa bawa celana pendek tentu sebuah pengalaman baru yang lain lagi.


Tapi masih ya, bingung kalau saya suruh memilih, mana yang paling berkesan, dan mana yang ingin saya ulangi.


Satu yang tak bias lepas dari trip eropa kemarin adalah bantuan yang dahsyat dari teman-teman yang saya temui sepanjang jalan. Saya dibantu banyak oleh teman-teman KBRI di Negara masing-masing yang sangat baik menerima saya dan teman-teman, Dimas teman saya dari Kolese Kanisius, Keluarga saya di Belanda, atau Keluarga teman di Jerman. Saya sebenernya agak kurang familiar dengan model perjalanan macam itu, perjalanan mengandalkan bantuan. tapi ya saya nyadar banget kalau kita berdiri di satu tempat dimana kita nggak bias ngomong, atau gak bias baca tulisannya, wawktu kita ga paham budaya setempat, orang-orang local yan masih mau senyum dan berkomunikasi dengan kita adalah kado paling luar biasa yang bias saya dapat. Untungnya saya beruntung memiliki itu semua sepanjang perjalanan ini.


Eropa secara singkat meninggalkan kesan mendalam mengenai bantuan dari handai taulan yang luar biasa, Om Dody di KBRI WIna, hingga Mbak Saura di Utrecht. lagi, mana yang paling berkesan?


Satu artikel yang saya baca ketika dalam perjalanan menuju Jakarta adalah kutipan singkat dari CEO Air Asia Thailand, bahwa setiap destinasi unya kesannya sendiri. Gila ya. tapi bener deh. Seperti saya jatuh cinta dengan modernitas singapur, dan kenangan bersama teman di Malaysia, dan ya. Eropa, dengan segala pengalaman mendapat bantuan itu menjadikannya sanfgat berharga sekali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar