Sabtu, 28 Juli 2012

dulu 4 tahun lalu

satu pagi di akhir pekan bulan juni, Ian mungkin lebih dekat dengan danau toba waktu itu, Demas alias db nangis kejer-kejer, noel sudah tau kabar ini sebelumnya karena dia kecer bukan karena masalah otak yang "biasa" dan saya cuma termangu beserta buku biru besar yang mengabarkan kabar kalau saya harus mengulang setahun di kelas 11.

Barangkali semua itu adalah awal dari kisah kami, saya, db, ian, dan noel. kami berangkat dari kelas yang sama, kelas eksata yang menghasilkan angka ketidak naikan paling tinggi, 9 orang tinggal kelas. Ya, 9, rata-rata orang pasti terkejut dengan angka tersebut, tapi memang ada 9 orang yang harus kecer kala itu.

Pendek kata kami memulai kebersamaan ini lebih dalam kala mulai live-in veteran, veteran adalah idiom untuk mereka yang harus menyelesaikan masa sma dalam 4 tahun. selama seminggu kami dan beberapa teman lain harus hidup di panti asuhan cacat ganda, dan panti asuhan reguler. Mulai dari memandikan teman-teman difabel, memberimakan, mengajak bermain, sekali waktu nyangkul disawah, nonton ftv, nyuci boneka, refleksi, semua, bersama-sama.

Bersama-sama barangkali kunci dari semua kisah kami, selepas live in ternyata kami empat, bersama neruske petualangan masa sma, 11 ipa 2. Sekali waktu remidi, sekali waktu nilai kami tinggi-tinggi, dan kami mulai lebih familiar dengan Boprki dua, karena apabila dalam setengah semester kami nggak emnunjukan kesembuhan nilai, kami harus angkat kaki dari kolese kami. Well, kalau kata beatles eight days a week, maka kami 6 days a week di bulan2 awal harus pakai seragam terus ke sekolah, harus nilainya bagus terus, dibalik semua keharusan itu ternyata kami saling melempar satu sama lain untuk tetap semangat, tetap bersama, biar ga ada satupun yang hilang.

Juni berikutnya,
ian dan ivan demas, noel sudah pasti naik kelas, dan saya masih harus membereskan administrasi baru dapet rapot, itu 45 menit yang paling menyebalkan buat saya, menanti nota keluar dari kantor tata usaha, sampai saya bisa memegang raport. Ingatan saya kembali ke jaman kelas 10, waktu saya harus mengambil raport pada salah satu karyawan, mas handoyo, bukan ke wali kelas karena tidak punya nota ajaib itu. waktu kelas sepuluh mas handoyo jadi the "good messanger". Mengabarkan saya naik kelas dan bisa masuk ke semua jurusan. Kali ini saya berharap hal yang sama.

dan ya, setelah 45 menit molor dari jadwal seharusnya, ada teman2 yang menunggu raport saya, ada juga ian,db, noel disana. Saya belum buka, dan saya nggak tau masih bakalan masuk mana. Noel yang nampaknya membuka pertama, sambil misuh-misuh dan meletakan buku biru itu di lantai, lalu mengejar saya, saya lari sambil ketawa-tawa keliling taman patung j, well, run of joy, naik kelas, di kejar temen2 yang pernah ga naik kelas, selanjutnya saya berakhir di kolam ikan lumuten, karena tersergap, dan dicemplungkan, joy!


jauh sebelum nyemplung kolam, kami sama-sama struggle, mulai dari tutorial bersama noel, les pak yunus, jimmy, saya masih ingat beberapa hari sebelum ujian akhir semester dua kami marathon dari rumah saya, ke rumah ivan demas, dika, ian hanya untuk belajar dan belajar, bukan biar naik semata, tapi biar sama-sama naik, sama-sama lolos dari lubang jarum. Satu yang nggak akan lupa, waktu mau menyambut ujian matematika, kami belajar samapai pukul dua belas malam, sekitar pukul sebelas kami meninggalkan rumah ian buat beli slurpee di circle k parkiran bandara adisucipto(dulu ada). Pemikiran tiga pemuda desa ini sangat sederhana, fungsi kuadrat, dan aljabar memanaskan otak kami, dan kami ingin mendinginkannya dengan minuman slurpee, walau setelah minum saya malah pusing karena kedinginan.

Karena bandara dan rumah ian adalah tetangga, maka bijak kalau kami jalan kaki, karena jalan kaki kami mintas jalan, dan berjalan di rel kereta api adalah pilihan yang oye, jalan berangkat there's no trouble. di jalan pulang waktu setengah perjalanan, kami diikuti sesosok mahkluk halus yang ga jelas juntrungnya -_-a itu sebuah pengalaman yang sangat ih wow....

pernah juga satu sore kami berempat bertandang ke kawaan beran, sleman. Muter-muter kampung ditengah penjagaan ekstraketat dari polisi, karena pada hari yang sama presiden I akan melintas jalan magelang, hanya untuk mengantar noel ke tukang pijet langganannya. Salah kalau kalian mengira tukang pijeetnya cantik seksi dan menawan kayak di film-film, tukang pijetnya orang sumatera, berotot, dan kumisan, oh iya, cowok juga. Selagi si bapak sibuk menggerayangi kaki noel dengan lotion marina yang sangat nyegrak, kami cuma nonton bola sambil kedinginan. Hari itu kami akhiri dengan makan masakan padang, dan menonton mbak-mbak menari di sanggar tari milik mbahnya noel. Sebuah cara yang berseni untuk mengakhiri sore hari.

Sebenarnya hubungan kami ini kayak 3 pria homoseksual, ya, bertiga. karena beberapa period dalam pertemanan ini noel lebih sering diam di ranjang, atau terakhir dia bertandang ke negeri singa. Satu kali ada masanya kami bertiga kemana-mana bertigaaa terus, ada masanya ian sibuk dengan wanita pujaannya. meski sayangnya sampai tulisan ini dibuat dia belum pernah pacaran satu kalipun, belum pernah... ada kalanya juga debe yang ngurusi sodara-sodaranya, dia ini diibaratkan kayak tour guide dan family man sejati, setiap ada sodara yang datang ke jogja, pasti ditemani muter-muter, ampuh to? yang nggak masuk akal adalah jumlah sodaranya kayaknya ada puluhan ribu, karena hampir tiap weekend dia kami kontak dan mengatakan "sedang ada saudaraku", yang paling absurd dari pria ini adalah jatuh cinta dengan saudaranya sendiri.... oke ini bukan sinetron, tapi teman saya, db. apa? geblek? saya juga nggak bilang dia pinter walau iq nya tinggi :p. ada juga masa dimana saya teralu sibuk main bola, atau bermain dengan teman-teman lainnya.
tapi bener lho, cuma kayak, bukan gay beneran.

buset, udah cepet banget sejak pertama kali kami kepaksa bersama di kelas ipa 4, dan sekarang udah pada mau kuliah aja. DB yang paling tolol diantara kami bakalan meneliti hasil pangan di sebuah universitas di bogor, Ian akan melanjutkan studi informatika di perguruan swasta ternama di Yogyakarta, dan saya juga menmani Ian di kota ini, hanya saya akan belajar Hukum.

Kata orang dewasa itu kalau udah pernah inilah itulah, tapi ada yang bilang juga dewasa itu pindah, move on. yaaa, mungkin kami sekarang udah dewasa, sama-sama menghadapi kenyataan kalau nggak ada lagi cerita satu dungu dua membantu kayak jaman ujian masa sma, atau reparasi hati pas jaman galau nasional, waktunya kami berdiri diatas kaki kami sendiri.

dan mungkin pesta perpisahan kami bertiga akan kami lewatkan dengan foto-foto di toko buku gramedia(lagi)


cen norak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar