mari bernostagia, sebelum bergelut dengan biologi!
tadi malam, saya jaja, ng, adiknya ng, pacarnya ng, dan kakak pacarnya ng berkesempatan buat keluar sebentar. maksud hati sih mau makan, tapi ga bisa haha, kemalaman soalnya
ditengah jalan pulang entah bagaimana, jaja bercerita tentang bagaimana lapangan seyegan buat kami. dan dia mengingatkn pertandingan melawan man 3
ya pertandingan itu adalah yang paling berat buat saya sepanjang main sepakbola di kancah amatir selama 5 tahun terakhir.
apa sih yang membuat pertandingan itu begitu berat bagi saya? akan saya bagikan disini.
Hari itu awal bulan januari atau akhir bulan desember, Liga pendidikan Indonesia masuk ke babak yang menegangkan.
Fase Kabupatenn Sleman di gelar di lapangan SMA 1 Seyegan, lapangan yang nggak simetris.
Tim saya, SMA Kolese De Britto sudah dua kali kalah, dan hari itu, kami berhadapan dengan tim unggulan pertama DIY, MAN 3 Sleman.
Ibaratnya kami ini adalah Persikup Kulonprogo, yang akan kami hadapi adalah Arema Malang.
Terbayang kan timpangnya?
Okelah, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Mau nggak mau saya dan teman-teman saya tetap akan masuk lapangan dan akan berjuang maksimal.
kata-kata yang terucap dari para starter tim de britto hari itu bukan "menang", atau apapun yang mengindikasikan sebuah target. Melainkan sebuah semboyan baru yang akan menjadi gambaran pertandingan ini bagi kami.
"SPARTA"
yang bisa di definisikan sebagai semangat hingga titik darah terakhir, bukan buat kami, bukan buat siapapun, cuma buat membela nama Kolese Kami, biar ga babak belur di kompetis nasional kayak LPI.
*tambahan, hari itu kami masuk lapangan dengan catatan impresif, tidak bisa mencetak gol dalam 1 tahun terakhir di kompetisi resmi, gol terakhir sma kolese de britto dicetak pada medio november 2008 di lapangan SMA Taruna Nusantara, oleh kapten kala itu, Hugo.
permainan berjalan seperti biasa. saya mengawal gawang saya dengan semangat tinggi, sama dengan apa yang dilakukan teman-teman saya di setiap sektor lapangan.
sebuah umpan panjang dari sisi kiri pertahanan saya meluncur ke kotak penalti milik MAN 3 dan voila, striker saya, Yohanes Aditya membuat sebuah gol
keadaan waktu itu, saya sedang berdiri leyeh-leyeh di bawah mistar, saya melihat jaring MAN 3 bergetar, dan saya melihat hakim garis plus wasit tengah menunjuk garis tengah, yang artinya gol.
bench de britto bergelora, meski tanpa supporter, suara dari para pemain cadangan sangat keras terdengar
saya cuma melongo memandang ke gawang lawan, lalu saya berlari muter-muter sambil megangin kepala, saya berkata, oh, oh, setan ini ga mungkin ga mungkiiin!!!!!!
kita buat gol!
teman-teman langsung terlihat sangat semangat, dan sangat sangat berbeda.
ya, kami leading 1-0, tapi bukan berarti perjuangan selesai, rock and roll yang sebenarnya baru akan dimulai.
menit demi menit berganti, saya juga selalu jatuh bangun di tengah kerikil buat melakukan sedikt saves gawang saya.
saya selalu melihat keatas merasakan sengatan matahari jam 10 pagi, sambil merasakan ebebrapa bulir keringat menetes, dalam benak saya hanya berkata
"Tuhan Yesus, saya nggak kuat'
begitu dan begitu terus
sampai akhirnya kami kebobolan.
ya, kami kebobolan, sekitar babak pertama akhir, tendangan dari strikernya man 3 ga bisa saya bendung, 1-1.
inilah pertanda bahwa pertarungan buat de britto akan segera di mulai.
babak pertama berakhir, saya berjalan menuju bench, sang wasit berkata,
"mas, main mu bagus, ayo sektor kanannya diperkuat kalian bisa menang!"
jawab saya
"siap pak!"
saya masuk ek bench dan hanya bilang ke teman-teman saya satu kalimat yang benar-benar ajaib:
"nek wis tekan kene, urusane urip mati. nggo poin, aku siap setor ndas"
(kalau sudah sejauh ini, urusannya jadi soal hidup dan mati, saya siap kalau kepala saya harus diambil buat pertandingan ini)
teman-teman yang ada disitu langsung menanggapi dengan kata-kata, ayo spartan! spartan!
dan, babak kedua pun dimulai
pertandingan itu benar-benar seperti persikup lawan arema.
Man 3 dengan segala kelebihan individualnya mengosak asik jantung pertahanan kami.
pemain kami tidak ada yang berada di pertahanan mereka. total defense.
pemain man 3 nampaknya benci dengan pertahanan dan semangat yang kami usung, terlihat setiap mereka melakukan kesalahan pasti langsung teriak-teriak saling memarahi.
kami justru sebaliknya, saat hapir mati, kami hanya saling pegang kepala, jabat tangan, tos, atau berpelukan, sambil berucap, ayo sparta! ayo sparta
itulah semangat yang kami usung selama babak kedua.
man 3 memang jago, tapi kami juga ga kalah tabah menghalau serangan mereka.
saya ingat berkali-kali jatuh di babak kedua dan mengucapkan "Tuhan Yesus, saya nggak kuat"
tapi ya, dengan modal semangat sparta, saya benar-benar tabah berdiri dibawah mistar. saya sudah janji sama diri sendiri, kalau saya akan emlakukan apapun untuk tidak kebobolan.
satu tendangan corner dari man 3, sundulan tepat ke kaki kiri saya, saya halau
lalu bola memantul liar dan ada di kaki striker mereka, sialnya posisi saya masih dikiri, dan striker menembak ke kanan,
:tamat" itu yang ada dalam benak saya.
dan finaly, bolanya kena tiang!
how cool!
hahahha, saya langsung bangkit dari kubur
saya loncat dan ambil bolanya
hehehe
saves!
dan saya yakin itu tinggal tersisia 5 menit.
5 menit yang sangat setan,
di awal 5 menit itu saya berdiri dan yang kelihatan hanya bayangak kabur.
indikasi saya sudah lewat titik puncak.
pandangan sudah jelas lagi, saya bisa melihat bola ke arah saya, saya tangkap lalu eksekusi yang jauh.
shit, man 3 pegang control lagi, dan ini serangan yang tak benci, dari sisi kiri, mereka lewat dengan begitu ngebut masuk kotak penalti.
shooting, saya blocking, dan bola liar dua meter di depan saya,
pemain mereka sudah ancang-ancang menendang, dan pandangan saya kabur, saya main taruhan nyawa hari itu
saya meloncat, menghadapi nikmatnya pul sepatu adidas adinova kena kepala saya, dan untungnya bola ada dalam genggaman.
saya nggak ingat apa yang selanjutnya terjadi, yang saya tahu, ketika saya terbangun saya di tampar oleh jimmy, kapten saya.
ya saya baru saja pingsan, saya sudah sadar, tapi biar seru, saya pura-pura pingsan lagi ahh,
saya tiduran dan bisa melihat pemain man 3 mukanya sangat ketakutan, wasit juga sangat tertekan.
saya masih pura-pura pingsan, dan jalung memasukan beberapa tetes minyak kayu putih ke dalam hidung. dimasukan, bukan di bau-i
mau apalagi? saya ga bisa terus-terusan pura-pura pingsan deh, langsung saya keselek minyak kayu putih, dan saya sadar saya sudah embuat ketegangan yang luar biasa hehehe.
pandangan mata saya masih kabur, dan giovani giga membopong saya, saya hanya berkata
"gimana actingku?"
dia langsung membanting saya, huh!
saya juga sekalian aja pura-pura jatuh, karena belum kuat beneran ahahhaa.
dan saya benar-benar ga kuat melanjutkan petandingan, saya di bopong masuk ke bench dan sangant nyerikepala. saya melihat ke lapangan teman-teman saya bersorak. dan, pertandingan berakhir>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar